JAKARTA – Tahun depan, Garansindo akan mulai memproduksi skuter listrik GESITS (Garansindo Electric Scooter ITS). Sehingga pada awal 2018, skuter itu sudah bisa dipasarkan.
Garansindo dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memulai pengembangan GESITS, padahal pemerintah belum membuat regulasi yang baku mengenai peredaran kendaraan listrik, termasuk roda dua. Selain itu, belum diputuskan juga soal ada atau tidaknya insentif pajak untuk kendaraan listrik. Namun, hal itu tidak membuat Garansindo gentar.
“Kita lihat dan dengar juga bahwa pemerintah semangat untuk mendukung kendaraan listrik ini, baik untuk regulasinya dan insentifnya. Terus terang kami dari GESITS tidak terlalu berharap banyak dari insentif pajak,” ungkap CEO Garansindo Group, Muhammad Al Abdullah di Jakarta, Selasa 28 Juni 2016 malam.
Menurut pria yang akrab disapa Memet itu, pihaknya tetap akan memproduksi dan memasarkan GESITS sesuai dengan rencana awal. Skuter yang dikembangkan bersama para ahli dari ITS dan dua kampus lainnya itu akan dibanderol dengan kisaran harga antara Rp15 juta dan Rp20 juta.
Selain itu, lanjut Memet, produksi GESITS juga akan melibatkan industri kecil dan menengah tier 1 dan 2. Mereka akan dilibatkan untuk pengadaan komponen skuter. Jika pengembangan yang dilakukan oleh para ahli universitas tersebut lancar, didukung dengan pasokan komponen dari suplier lokal, maka GESITS akan menjadi skuter listrik pertama yang 100 persen dibuat anak bangsa.
Agar semua usaha ini tidak sia-sia, ia mendesak kepada pemerintah untuk segera menelurkan regulasi demi keberlangsungan skuter anak bangsa ini. Hal ini dinilainya lebih mendesak ketimbang insentif.
“Dalam hal regulasi pun sudah seharusnya pemerintah memayungi, karena kebutuhannya sudah ada. Mestinya untuk membuat regulasi kendaraan listrik bisa mudah. Dalam menyusun regulasi untuk kendaraan listrik, seyogyanya (pemerintah) jangan terlalu berkiblat pada asosiasi konvensional karena akan ada conflict of interest di sana. Boleh saja kita libatkan untuk duduk bersama, tapi jangan sampai ada conflict of interest-nya. Jujur kita semua tahu bahwa kendaraan listrik menjadi bualan saja selama bertahun-tahun, tidak jadi-jadi,” pungkas dia.
menjadi bualan saja selama bertahun-tahun, tidak jadi-jadi,” pungkas dia.